Beranda | Artikel
Larangan Meniru Hewan Ketika Shalat
Selasa, 6 November 2018

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Larangan Meniru Hewan Ketika Shalat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab Ta’dhim Ash Shalah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr. Pembahasan ini juga disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 19 Shafar 1440 H / 28 Oktober 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Ta’dhim Ash Shalah

Status program Kajian Ta’dhim Ash Shalah: telah selesai.

Download juga kajian sebelumnya: Larangan Mendahului Imam Saat Shalat Berjama’ah

Kajian Tentang Larangan Meniru Hewan Ketika Shalat – Kitab Ta’dhim Ash Shalah

Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan anak Adam dan menciptakan mereka sebaik-baik dan sesempurna-sempurna ciptaan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا ﴿٧٠﴾

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra`[17]: 70)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.” (QS. At-Tin[95]: 4)

Manusia berdiri diatas dua kakinya dan makan dengan dua tangannya. Adapun hewan, sebagian ada yang makan dengan empat kaki atau kebanyakannya dan makan dengan mulutnya. Dan Allah menjadikan untuk manusia pendengaran, penglihatan, hati, yang dengan hati, pendengaran dan penglihatan tersebut dia memahami segala yang ada disekitarnya. Dan dia dapat mengambil manfaat darinya dan membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat, manusia juga bisa membedakan kegunaan-kegunaan dari hal-hal tersebut, juga keburukan-keburukan dalam perkara-perkara dunia dan agama.

Maka sepantasnya bagi hamba yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengetahui kemuliaan ini. Allah telah memuliakan mereka dari hewan-hewan yang lain. Dan hendaklah manusia menjauh dari meniru sifat-sifat hewan yang Allah subhanahu wa ta’ala telah mulikan mereka dari hewan-hewan tersebut. Terutama ketika dia sedang berada didalam shalat. Karena shalat adalah keadaan yang paling mulia bagi seorang hamba. Dan telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam perintah untuk menyelisi hewan-hewan dalam bentuk-bentu shalat kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk:

  • menoleh seperti menolehnya srigala,
  • membentangkan tangan kita ketika sujud seperti binatang buas,
  • duduk seperti duduknya seekor anjing,
  • mematuk seperti mematuknya burung gagak,
  • duduk seperti duduknya unta,
  • mengangkat kedua tangan kita ketika salam seperti ekor kuda yang tidak pernah terdiam

Ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang Rasulullah perintahkan kepada kita. Yang mana kita dilarang untuk menyerupai hewan dalam keadaan shalat kita. Karena shalat adalah bentuk munajat, hubungan antara seorang hamba dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka hendaklah ketika seorang hamba menghadap kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam keadaannya yang paling sempurna.

Diantara hadits-hadits yang menunjukkan larangan menyerupai hewan ketika shalat, yaitu diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan An-Nasa’i dari Abdurrahman bin Syibl berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang tiga perkara, mematuk seperti mematuknya burung gagak, atau membentangkan tangan ketika sujud seperti binantang buas, atau seseorang mengambil tempat di satu masjid dan tidak pindah dari tempat tersebut.

Imam An-Nasi’i meriwayatkan dari sahabat Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ

Sempurnakanlah sujud kalian, dan janganlah seseorang dari kamu menghamparkan kedua lengannya sebagaimana terhamparnya (kaki) anjing

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ وَنَهَانِي عَنْ ثَلَاثٍ أَمَرَنِي بِرَكْعَتَيْ الضُّحَى كُلَّ يَوْمٍ وَالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَنَهَانِي عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ الدِّيكِ وَإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الْكَلْبِ وَالْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ الثَّعْلَبِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan aku dengan tiga perkara dan melarangku dari tiga perkara. Memerintahkan aku untuk melakukan shalat dhuha dua raka’at setiap hari, witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari dari setiap bulan. Melarangku dari mematuk seperti patukan ayam jantan, duduk seperti duduknya anjing, dan menoleh sebagaimana musang menoleh”.

Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Larangan Meniru Hewan Ketika Shalat – Kitab Ta’dhim Ash Shalah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45073-larangan-meniru-hewan-ketika-shalat/